Jumat malam sebenernya sih udah masuk hitungan hari sabtu nih,,
kembali nulis n nulis kembali, kehilangan sentuhan gaje bukan tanda awal saya kehilangan semangat menulis.. seperti biasa inspirasi menulis datang disaat tengah malam, habis ke kamar kecil n habis isi 'absen tengah malam'..
Yaaah seperti malam ini, ada saja inspirasi yang datang dikala otak sudah mulai panas, dikala beban pikiran mulai memuncak kembali setelah badai deadline project n seminar KP (kerja Praktek / Magang) minggu lalu.yaah pengumuman salah satu dosen di grup FB memang menjadi awal beban pikiran kembali memuncak, hal ini tidak hanya berimbas pada saya pribadi, tapi juga beberapa teman yang 'kebetulan' OL n ngebuka kiriman dosen tersebut di FB..
Grup Line Ilkom'09 yang tadinya sepi karena mungkin masing2 individu masih asik berkutat dengan liburannya setelah seminar KP tiba2 menjadi hingar bingar. Saya cek Timeline twitter juga jadi lebih hidup di Ilkom'09. Yaaah pembahasannya sama dan cukup mengetuk hati untuk turut serta dalam mengikuti pembahasan demi pembahasan, Yaaah tema yang sukses 'menghidupkan' kembali kehingarbingaran pembahasan di Line adalah seputar TA (Tugas Akhir - Skripsi)
Yaaah sekian dulu pengantar dari saya, tenang aja yang mau dibahas kali ini bukan masalah TA yang udah diambang batas deadline,,karena inspirasi menulis saya malam ini bukan dikarenakan 'Galau TA' justru yang menginspirasi saya adalah status saya beberapa hari yang lalu.
jangan bingung kalo nemu tasbih dengan formasi 33, 34, 33,,,itu artinya qta bisa lebih banyak bersyukur dari biasanya.. *pikir positif*
Ada dua hal yang saya dapat dari status sederhana itu..
yang pertama sekaligus menginspirasi tulisan saya malam ini adalah objek dari status itu.. Yaaa "TASBIH", benda sederhana ini begitu kuat pengaruhnya dalam inspirasi tulisan saya kali ini..
Buat yang belum tau apa itu Tasbih, tasbih menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah untaian butir manik2 yang dipakai untuk menghitung ucapan tahlil, tasbih dsb..
Udah kebayang kan apa itu tasbih,,???hehe
Yaaah dari dulu sih tasbih itu berbentuk butiran2 untaian manik gitu (bingung penggunaan kata untuk mendeskripsikannya) tapi seiring perkembangan zaman dibuatlah tasbih tekan (mungkin bisa dibilang tasbih mekanik kali yaa :D) yang tentunya prinsip kerjanya berbeda dengan tasbih biasanya. dan perkembangan terakhir adalah tasbih versi digital yang banyak disebar melalui media HP or smartphone..
Perkembangan ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah tasbih dalam kehidupan banyak orang sehingga terus dikembangkan, saking pentingnya orang2 membuatnya dalam berbagai bentuk dan media sehingga yaah kembali ke awal kalimat bahwasanya peran tasbih ini penting.
Sejak kecil saya taunya tasbih itu formasinya 33,33,33 sehingga ketika saya dapat tasbih itu pertama kali dari ibu saya, saya heran ketika menemukan formasinya 33,34,33..tapi tak terlalu saya pikirkan dan lama waktu berjalan akhirnya saya mengerti dan coba membagikannya kepada teman2 FB saya..jadi bisa dibilang itu status jadul yang dulu ga sempat terupdate karena FB masih tahap2 awal n belum seterkenal sekarang..haha
Kembali keperan vital tasbih, lantas apa jadinya jika tasbihnya putus, rusak atau tidak berfungsi..???
Yaaah saya rasa sebelum tasbih itu dibuat ada sebuah metode sederhana untuk berzikir yang dapat digunakan yaitu melalui garis2 jari, sedari SD saya pernah diajarkan menggunakannya dan jujur saja bahkan hingga sekarang saya gunakan jika saat itu tak ada tasbih yang dapat saya gunakan. Menggunakan jari memang terkesan lebih jadul deh kayanya dibanding menggunakan aplikasi gadget (aplikasi tasbih di gadget maksudnya) tapi dengan kemudahannya dalam mengingat saya rasa tingkat kefokusan seseorang berdzikir menggunakan aplikasi atau tasbih biasa-pun akan kalah dengan berdzkir menggunakan jari.. Yaaa keduanya memang perlu konsentrasi tapi konsentrasi yang terfokus akan lebih besar mengarah berdzikir menggunakn jari (menurut saya aja sih) karena kemungkinan seseorang lupa akan jumlahnya lebih besar, pikiran mengarah ke lain sebentar saja kita bisa lupa jumlah yang sudah kita capai, berbeda dengan yang versi aplikasi, ditayar sudah tertera angka capaian kita, jadi ketika kita lupa sedikit tinggal tengok saja layarnya.dan inilah yang berpotensi lebih mengurangi kefokusan..
Tak ada maksud membandingkan dua metode dzikir ini, karena bukan ini poin yang ingin disampaikan. justru yang ingin saya tekankan adalah kita punya banyak cara untuk menunjang dzikir kita..
saya jadi teringat momen kala KKN dimana saat itu malam Nisfu syaban ada sebuah amalan yang semestinya akan mudah dilakukan jika menggunakan tasbih, sepertinya tak perlu saya sebutkan apa amalannya kita semua juga sudah tau, Tapi apa jadinya ketika ke desa saya malah lupa membawa tasbih, Oh tenang ada saja aplikasinya di HP, dan saya baru sadar HP saya baru saya Flash beberapa saat sebelum KKN, sehingga kondisinya fresh dan tentunya aplikasinya sudah tak ada, satu hari sebelum nisfu saya diresapi kebimbangan bagaimana saya harus menjalaninya, siang harinya saya coba untuk OL dengan modem yang saya pinjam dari paman saya, Hmmm ternyata jaringan provider kurang kuat untuk mengakses internet dan yaah saya gagal menuju om google untuk menemukan aplikasi tasbih.dan malam nisfu syaban pun tiba, sebenarnya masih banyak cara yang dapat saya lakukan, tapi akhirnya saya memutuskan menggunakan cara manual menggunakan garis2 jari, awalnya cara ini berjalan lancar karena sepulang dari masjid saya memilih berdiam diri dan fokus tapi ujiannya ternyata malam itu teman2 kelompok saya sepakat untuk mengadakan rapat kelompok, maklum kala itu masih awal2 masa KKN, dan saya mengalami sedikit kesulitan membagi fokus sehingga jujur saya akui kadang saya lupa hitungannya sehingga saya mesti mengulang :D..
Yaaah entah lucu atau engga bukan bermaksud sombong atau pamer, yang pengen saya tonjolkan justru lagi2 adalah kita punya banyak cara untuk menunjang dzkir kita..
So,
"ketika tasbih terputus, bukan alasan kita memutuskan dzikir kita
ketika tasbih rusak, bukan alasan kita merusakkan niat baik dzikir kita
ketika tasbih tak ada, bukan alasan kita meniadakan dzikir itu..
ada banyak cara untuk menunjang dzikir kita.."
Itu baru satu poin yaa,,poin satunya yang dapat saya ambil dari status saya beberapa hari yang lalu itu adalah
*berpikir positif* Yaaah jujur saya akui itu penting dan dapat menunjang kepercayaan diri,, ada sebuah kejadian yang lagi2 saya ceritakan bukan ada maksud apa2, semoga tidak disalah artikan.
Beberapa hari yang lalu, ada sebuah pembahasan kecil di grup Line mengenai hasil EPT (English Proficiency Test), ada yang membawa kabar bahwa akan banyak yang ga lulus,Yaaah secara spontan saja saya menanggapi kurang lebih seperti ini "Jika banyak yang ga lulus, Insya Allah ane masuk dalam yang sedikit orang *optimis*"Niat saya saat itu memang menumbuhkan rasa optimis dan tetap berpikir positif bagi diri saya pribadi maupun teman2 saya, dan besoknya memang pengumuman, saya dikejutkan oleh sebuah SMS jarkom yang menyebutkan hasil test udah keluar dan memang hanya sedikit yang lulus, Alhamdulillah nama saya tercantum, Jujur saja entah ini buah dari rasa optimis, atau karena berpikir positif yang jelas ini hadiah tambahan dari Allah atas usaha dan doa sebelumnya. Usaha memang kudu harus dengan meningkatkan kemampuan bahasa inggris kita, dan Doa tak kalah penting demi kelancaran pelaksanaannya. Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah..
mungkin itu saja sedikit inspirasi menulis saya malam ini,Mohon maaf tidak ada kegajean malam ini mungkin karena efek deadline pendaftaran seminar proposal TA yang sudah semakin dekat #ngeles XD
Semoga tulisan saya kali ini tidak disalah artikan dan Semoga bermanfaat (^_^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar